Senin, 26 Juni 2017

Dua Ulama Shaleh yang Diuji Allah

Bismillah...
Al-hafizh Abu Hafsh ibn Syanin, ulama terkemuka yang hidup sezaman dengan al-hafizh ad- Daraquthni berkata; "ada dua orang shaleh yang diberi cobaan berat dengan orang-orang yang buruk akidahnya, yaitu  Ja'far ibn  Muhammad dan Ahmad ibn Hanbal". Al-hafizh ibn al-Jawziah al-Hanbali dalam kitab daf'u syubah at-tasybih bi akaff at tanzih menuliskan ;" saya melihat beberapa orang yang mengaku di dalam mazhab kita telah berbicara dalam masalah pokok-pokok akidah yang sama sekali tidak benar, ada tiga orang yang menulis karya untuk itu, abu abdillah ibn hamid, al qadli abu ya'la dan ibn az-zaqhuni, tiga orang ini telah menulis buku yang mencemarkan mazhab hanbali, saya melihat mereka benar-benar turun ke derajat orang-orang yang sangat awam, mereka memahami sifat-sifat Allah secara indrawi, ketika mereka mendengar hadist " innallah khalaqqa adam 'ala shuratin" mereka lalu menetapkan shurah (bentuk) bagi Allah, menetapkan wajah sebagai tambahan bagi dzatnya, menetapkan dua mata, menetapkan mulut, gigi dan gusi, menetapkan bahwa wajah Allah memiki sinar yang sangat terang, menetapkan dua tangan, jari jemari, telapak tangan, jari kelingking dan ibu jari, mereka dengan menetapkan dada bagiNya, paha, dua betis, dan dua kaki, mereka berkata ; Dia dapat menyentuh atau disentuh dan bahwa seorang hamba yang dekat denganNya adalah dalam pengertian kedekatan jarak antara Dzat Nya dengan dzatnya. Bahkan sebagian mereka berkata ; Dia bernafas, lalu untuk mengelabuhi orang-orang awam mereka berkata " namun perkara itu semua tidak seperti yang terlintas dalam akal". Mereka mengambil makna zahir dari nama-nama dan sifat-sifat Allah. Lalu mereka mengatakan seperti yang dikatakan ahli bid'ah bahwa semua itu adalah sifat-sifat Allah, padahal mereka sama sekali tidak memiliki dalil untuk itu. Baik dari dalil-dalil tekstual maupun dalil-dalil akal. Mereka berpaling dari teks-teks muhkamat yang menetapkan bahwa teks-teks mutasyabihat tersebut tidak boleh diambilmakna zahirnya. Tetapi harus dipahami sesuai makna-makna yang wajib bagi Allah dan sesuai bagi keagunganNya, mereka juga berpaling dari pemahaman bahwa sebenarnya menetapkan teks-teks mutasyabihat secara zahirnya sama saja dengan menetapkan sifat-sifat baharu bagi Allah "Perkataan mereka ini adalah murni sebagai akidah tasybih, penyerupaan Allah dengan mahlukNya. Ironisnya, keyakinan mereka ini di ikuti oleh sebagian orang awam. Saya telah memberikan nasehat kepada mereka semua tentang kesesatan akidah ini. Baik kepada mereka yang di ikuti maupun kepada mereka yang mengikuti. Saya katakan kepada mereka : "wahai orang- orang yang mengaku mazhab hanbali, mazhab kalian adalah yang mengikut kepada al-qur'an dan hadist. Imam kalian yang agung ; ahmad ibn hanbal di bawah pukulan cambuk, -dalam mempertahankan kesucian akidahnya- berkata "bagaimana mungkin aku berkata sesuatu yang tidak pernah dikatakan Rasulullah?" karena itu janganlah kalian mengotori mazhab ini dengan ajaran-ajaran yang sama sekali bukan bagian darinya".

Jumat, 02 Juni 2017

PERSAMAAN SYIAH DAN WAHABI

Syiah dan Wahabi sama-sama sesat dan berbahaya. Hanya saja Syiah lebih sesat dan Wahabi lebih berbahaya. Syiah dan Wahabi sama-sama bukan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Hanya saja Syiah lebih jauh dari Ahlussunah dan Wahabi lebih dekat dengan Ahlussunnah. Syiah dan Wahabi sama-sama Mujassimah. Hanya saja Syiah lebih moderat dan Wahabi lebih ekstrim (tajsim). Aqidah Mujassimah meyakini Allah bertempat, dan tempatnya di langit atau Arsy, padahal langit atau Arsy adalah makhluk Allah dan mustahil Allah membutuhkan makhluk yang namanya tempat. Syiah dan Wahabi sama-sama suka. Hanya saja Syiah suka mewahabikan orang dan Wahabi suka mensyiahkan orang. Syiah dan Wahabi sama-sama punya hobi. Hanya saja Syiah hobi merendahkan (mengkafirkan) Sahabat Nabi dan Wahabi hobi merendahkan (mengkafirkan) kedua orang tua Nabi. Syiah dan Wahabi sama-sama minoritas. Hanya saja Syiah lebih banyak (sekitar 20%) dan Wahabi lebih sedikit (kurang 1% dari total penduduk muslim). Syiah dan Wahabi sama-sama bertaqiyah. Hanya saja Syiah bertaqiyah sebagai pengikut Ahlul Bait dan Wahabi bertaqiyah mengaku Ahlussunnah wal Jamaah (sebelumnya mengaku Muwahhidun, Pemurni Tauhid, pengikut Manhaj Salaf, Atsari, Salafi). Syiah dan Wahabi sama-sama bermusuhan dan bahkan sampai saling mengkafirkan. Hanya saja Syiah lebih vokal dan Wahabi lebih radikal. Tidak sedikit pengikut Syiah memvonis Wahabi adalah kafir dan banyak pula pengikut Wahabi di Indonesia berbangga diri dengan terkadang mengatakan Syiah Bukan Islam. Itulah kenapa ulama Ahlussunnah wal Jamaah menyebut Syiah dan Wahabi bagai kotoran unta dibelah dua. Sedangkan Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja berada di tengah-tengah diantara keduanya. Merekalah golongan muslim mayoritas, yang beraqidah Al Asy'ariyyah atau Al Maturidiyyah, yang meyakini Allah Ada Tanpa Tempat, Tanpa Arah dan Tak Terikat Waktu. Merekalah para pengikut Madzhab Imam yang Empat (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali), yang mengikuti Quran dan Sunnah yang sebenar-benarnya. Merekalah para pengikut thariqoh shufiyyah jalan tasawuf yang lurus. Inilah Ahlussunnah wal Jamaah, bukan Wahabi Salafi, bukan pula Syiah Rafidhi.

Siapa Luqman Al Hakim Sebenarnya

Sebagai mukjizat akhir zaman, Al Qur'an akan membuat ummat akhir ini takjub dengan tingginya kandungan ilmu yang terdapat dalam AL Qur...