Rabu, 28 Oktober 2015

BAGAIMANA CARA ALLAH MENYELAMATKAN NABI ISA AS DARI KEMATIAN DI TIANG SALIB

Ada bebarapa hal yang menyebabkan kita sebagai
muslim salah dalam memahami proses penyelamatan
Nabi Isa as dari hukuman salib sebagaimana yang
termaktub dalam An Nisa 157. Sebenarnya Nabi Isa as
tidaklah diganti dengan seseorang yang selama ini
dikenal dengan Yudas Iskariot, tetapi Allah
menyelamatkan Nabi Isa as dengan cara yang tidak dapat
diduga oleh siapapun saat itu. “Orang-orang kafir
membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya itu.
Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS Ali Imran
54).
Bagaimana cara Allah membalas tipu daya orang kafir
yang ingin membunuh Nabi Isa as dengan hukuman
salib? Allah tidaklah menyerupakan seseorang sehingga
mirip dengan Nabi Isa as dan menggantikan posisi Nabi
Isa as, tetapi Allah serupakan keadaan Nabi Isa as
seperti orang mati (pingsan/mati suri) sehingga beliau
tidak di salib. Yang menjadi kekeliruan kita selama ini
dalam memahami An Nisa 157 adalah pada kalimat
WAMAA SHOLABUUHU (tidaklah mereka menyalibnya)
dan kalimat WALAAKIN SYUBBIHA LAHUM (akan tetapi
diserupakan bagi mereka). Kita meyakini Nabi Isa as
memang tidak disalib tetapi kita tidak mengetahui
hakikat hukuman salib itu seperti apa. Hukuman salib
bukan hanya sekedar menggantung terhukum ditiang
berbentuk palang seperti yang kita kenal. Hukuman salib
dapat saja dilakukan pada sebatang kayu lurus. Dalam Al
Qur’an disebutkan Fir’aun menyalib orang-orang yang
menantangnya di pangkal pohon kurma. jadi hukuman
salib tidak mengacu pada media atau tempat yang
digunakan tetapi cara yang dilakukan. Kata Salib sendiri
merupakan serapan dari bahasa arab yaitu dari akar kata
SHOD LAM BA (SHALB). Jika anda membuka kamus
bahasa arab anda akan mendapati salah satu maknanya
adalah ‘’MEMATAHKAN TULANG / MENGELUARKAN
SUMSUM DARI TULANG”. Jadi hukuman salib dilakukan
dengan pematahan dan peremukan tulang-tulang orang
yang dihukum sebagaimana yang dilakukan Fir’aun
terhadap penantangnya. Hal inilah yang tidak dialami
Nabi Isa as karena beliau pingsan (kelihatannya seperti
sudah meninggal) saat itu, maka mereka tidak
mematahkan tulang kaki beliau sehingga selamat dari
kematian. Sekiranya Nabi Isa as tidak terlihat seperti
orang mati (tidak diserupakan seperti orang mati) maka
sudah tentu mereka akan mematahkan tulang-tulang
beliau dan tentunya beliau akan mengalami kematian
sebagaimana dua orang terhukum lainnya yang
dipatahkan tulang kakinya saat itu karena terlihat masih
hidup. Demikianlah cara Allah SWT membalas tipu daya
orang-orang kafir.
Wallahu’alam…

Senin, 26 Oktober 2015

WASPADA ALIRAN SESAT

Ini adalah pengalaman pribadi sekitar beberapa tahun
yang lalu. Saat itu aku sedang berada di Daik Lingga
karena suatu urusan. Seperti biasa sebelum kembali ke
tempat kerja aku mampir ke Penuba untuk bermalam di
rumah abang kandungku. Seminggu sebelumnya aku
memang ditelpon abangku karena katanya di sana ada
pengajian rutin. Aku hanya bilang insyaallah kalau ada
kesempatan mampir. Kebetulan hari itulah saatnya aku
bisa mampir disana. Kebetulannya lagi malam itu adalah
jadwal pengajian mingguannya.
Singkat cerita setelah sampai rombongan ustadz ini dari
Dabo kerumah abangku, aku ngobrol dengan seseorang
yang dipanggil “ayah”. Perkiraan umur beliau adalah
sekitar 60-an. Tanpa basa basi sang ayah mengatakan,
‘’kita harus mengambil ilmu hanya dari Al Qur’an. Tidak
boleh dari buku-buku atau apapun walaupun di
dalamnya terdapat ayat-ayat Al Qur’an’’. Spontan aku
bertanya, mengapa kita tidak boleh mengambil rujukan
dari buku-buku para Ulama? Bukankah mereka
mengambil ilmunya juga dari Al Qur’an dan tentunya
mereka lebih memahami agama daripada kita? Di jawab
oleh sang ‘’ayah’’, oh.. tetap saja tidak boleh karena
sumber utama kita hanya Al Qur’an bukan dari buku-
buku yang lainnya. Dalam hatiku berkata ini pasti ajaran
tak beres.
Tibalah saat pengajian dengan jumlah hadirin sekitar 10
orang. Untuk diketahui mereka tidak mau kalau
pengajian ini diadakan di masjid dengan jumlah hadirin
yang lebih banyak. Jika ada yang ingin ikut pengajian
maka harus memulai dari awal dengan anggota baru
lainnya. Jadi yang dibahas malam itu adalah masalah
‘’Negara Islam’’. Yang menyampaikan pengajian tersebut
adalah pria berusia sekitar 35 tahun. Aku tidak terlalu
tertarik dengan pengajian tersebut karena ustadznya
tidak lancar baca al Qur’an.
Selesai saja pria tersebut menyampaikan meterinya maka
masuklah sang ‘’ayah’’ dari beranda rumah. Lalu
menanyakan kepada kami semua apakah sudah siap
untuk di bai’at. Lho ada apa ini, tanyaku dalam hati.
Rupanya menurut keterangan dari abangku bahwa malam
tersebut adalah jadwal untuk pengambilan bai’at. Satu
persatu hadirin ditanya lalu menyatakan kesiapan untuk
dibai’at. Tiba saatnya aku ditanya, aku bilang tidak mau
dan bertanya bai’at untuk apa?. Seorang pemuda di
sebelahku menjelaskan bahwa ikutlah berba’at bahwa
kita harus taat pada Allah dan dan taat pada pemimpin
(sudah sewajarnya sih kita taat Allah dan pemimpin) Dan
seandainya melanggar perintah-perintah Allah maka kita
siap untuk langsung diturunkan azab seberat-beratnya
di dunia ini dari Allah. Wah ngeri nih, yaudah kalau gitu
kalian aja deh kataku, aku tidak mau. Setelah gagal
membujukku akhirnya malam itupun gagal untuk
membai’at seluruh hadirin. Kelihatannya semua kecewa
padaku terutama ‘’ayah” dan rombongannya.
Lalu atas permintaan mereka malam itu juga kami antar
rombongan mereka pulang sampai ke pelabuhan Jago,
Dabo Singkep. Padahal tadinya mereka ingin bermalam
di rumah abangku. Abangku merasa agak tidak enak
dengan kejadian ini. Setelah pulang kerumah kami
bertukar fikiran mengenai apa yg baru terjadi. Lalu kami
memutuskan untuk konsultasi ke seorang Ustadz di
dekat masjid. Setelah mendengar cerita singkat kami
maka sang ustadz menanyakan apakah kalian sudah di
bai’at? Belum jawabku. Lalu ustadz ini bercerita
mengenai kelompok atau orang-orang ini sampai
membuat kami merinding. Ternyata mereka adalah salah
satu kelompok aliran sesat di Indonesia. Ciri-ciri mereka
adalah:
Tidak suka sholat berjama’ah di Masjid
Tidak mewajibkan sholat 5 waktu dengan alasan syari’at
Islam belum tegak
Mengkafirkan orang yang berada diluar kelompoknya,
bahkan menganggap halal berzina dengan orang diluar
kelompoknya.
Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan seperti
menipu bahkan terhadap orang tua sekalipun.
Adanya BAI’AT. Ketika akan dibai’at seseorang harus
membayar uang yang mereka sebut uang penyucian jiwa
sebesar Rp. 250.000 ke atas. Jika idak mampu maka
dianggap hutang yang harus dibayar.
Membenci pemerintah bahkan terkesan ingin memerangi
pemerintah.
Cara termudah mengenali mereka ini adalah mereka
mengajak mempelajari islam secara sembunyi-sembunyi
dan tidak pernah mau di ajak ke masjid, konten
pembicaraan mereka sering mengkafirkan kelompok
selain mereka dan memvonis pemerintah adalah toghut
(setan) lalu akhirnya mereka akan melakukan
penggalangan dana dengan mengatasnamakan zakat
atau infaq.
Akhirnya kami bersyukur telah dijauhkan Allah dari
golongan orang-orang yang sesat. Semoga pengalaman
ini dapat menjadi pelajaran bagi semua, terutama bagi
diriku yang mengalami. Aamiin..
By: Johan Muhammad Isa

MANUSIA DAN BOTOL

1. Kalau diisi air mineral, harganya 3ribu…
2. Kalau diisi jus buah, harganya 10ribu…
3. Kalau diisi Madu Yaman, harganya
Ratusanribu…
4. Kalau diisi minyak wangi chanel harganya
bisa jutaan.
5. Kalau diisi air got, hanya akan dibuang dalam
tong sampah karena langsung tiada harganya
dan tidak ada siapa yg suka.
Botol yg sama tetapi harganya berbeda sebab
apa yang terisi di dalamnya adalah berbeda…
Begitu juga kita…kita semua sama…kita semua
manusia…yang membedakan kita antara satu
sama lainnya adalah. TAQWA , IMAN & AMAL
yang ada dalam diri kita…yang akan
menyebabkan kita berharga di sisi ALLAH atau
kita dipandang hina oleh ALLAH lalu dibuang ke
dalam neraka…
“……sesungguhnya orang yg paling mulia disisi
Allah adalah orang yg paling
bertakwa,sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha teliti”

SHOLATLAH KARENA ALAM SEMESTA JUGA SHOLAT

Sholat adalah pembeda antara Muslim dg
kafir. Pada
hakikatnya seluruh jagat raya ini dari yang
terkecil
(atom/elektron) sampai yg paling besar
malakukan
sholat dengan cara masing2. Tetapi semua
memiliki pola
yang serupa. Bagaimana sholatnya alam
semesta?? Alam
semesta sholat dengan berputar mengeliling
sumbu dan
porosnya sebesar 360 derajat secara
berkesinambungan
tanpa henti. Bulan berputar mengelilingi
bumi, Bumi dan
planet mengelilingi matahari, matahari
mengelilingi
pusat galaksi, galaksi mengeliling pusat
supercluster
begitu seterusnya. Bahkan bagian terkecil
dari materipun
saling berputar dan berputar. Inilah
sholatnya alam
semesta. Lalu bagaimana dengan sholatnya
manusia.
Gerakan Thawaf di Kakbah dapat kita lihat
merupakan
suatu putaran yang jelas. Tetapi tidak
banyak yang
menyadari bahwa gerakan sholat yg kita
laksanakan
setiap hari juga merupakan suatu putaran
yang penuh
mengikuti pola sholatnya alam semesta ini..
Allah berfirman:
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa
kepada Allah
bersujud apa yang ada di langit, di bumi,
matahari,
bulan, bintang, gunung, pohon- pohonan,
binatang-
binatang yang melata dan sebagian besar
daripada
manusia? Dan banyak di antara manusia
yang telah
ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa
yang
dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat
apa yang
Dia kehendaki. QS. Al-Haj : 18
Apa jadinya jika bumi, bulan, matahari
berhenti
berputar?? Jawabannya adalah kehancuran.
Demikianlah
sholat adalah pencegah kehancuran manusia
itu sendiri.
semoga kita tidak termasuk orang2 yang
meninggalkan
sholat..
Aamiin

Siapa Luqman Al Hakim Sebenarnya

Sebagai mukjizat akhir zaman, Al Qur'an akan membuat ummat akhir ini takjub dengan tingginya kandungan ilmu yang terdapat dalam AL Qur...